Langsung ke konten utama

Vokasi Undip Hidupkan Budaya “Piyaos” Lewat Dispenser Air Publik


    Budaya penyediaan air minum secara gratis atau disebut “piyaos” bagi orang yang sedang melakukan perjalanan adalah hal lumrah di masa lampau. Namun berangsur-angsur, budaya tersebut mulai ditinggalkan.

    Menghilangnya budaya “piyaos” di era modern saat ini terutama di kota besar dapat disebabkan oleh mudahnya masyarakat mendapatkan air minum dalam kemasan sekali pakai yang dinilai lebih higienis, portable, dan kualitasnya terjaga. Selain dalam bentuk kemasan sekali pakai, air minum  juga disediakan dalam wadah yang lebih besar(galon) di mesin dispenser yang lazim ditemukan di rumah, perkantoran, sekolah/ kampus, rumah sakit, dan industri. Kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi air minum dalam kemasan sekali pakai menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan mengingat limbah plastik yang dihasilkan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai.

    Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah mengeluarkan Instruksi Menteri No.1/M/INS/2019 tentang larangan penggunaan kemasan air minum berbahan plastik sekali pakai dan/atau kantong plastik di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Implikasi peraturan tersebut secara praktis akan mengurangi penggunaan air minum dalam kemasan plastik sekali pakai khususnya di wilayah kampus.

    Penyediaan air minum pun praktis hanya akan mengandalkan mesin dispenser galon konvensional yang ditempatkan di banyak titik. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah terganggunya kontinuitas suplai air minum diakibatkan frekuensi isi ulang yang tinggi (karena kapasitas kecil). Pemantauan kapasitas air yang bersifat manual juga akan menyulitkan operator dalam melakukan fungsinya, seiring dengan besarnya jumlah titik yang harus dilayani.

    Tim Sekolah Vokasi Undip yang terdiri dari Dista Yoel Tadeus, ST, MT , Fakhruddin Mangkusasmito, ST, MT, Qory Nur Rohmat dan Haidar Amir Faruqi   dari prodi  STr-Teknik Listrik Industri Berkolaborasi dengan PT. Arisa Mandiri Pratama sebagai industrinasional, penelitian ini mengusulkan sebuah rancangan baru mesin smart dispenser air minum yang diimplementasikan di kampus Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro sebagai solusi untuk menghidupkan kembali budaya piyaos yang bisa dikatakan hampir punah sekaligus mengatasipermasalahan yang berpotensi timbul dari pelaksanaan Instruksi Menteri yang telah diuraikan sebelumnya. Rancangan baru mesin dispenser air minum berfokus pada peningkatan kapasitas air dan penyematan teknologi terkini berbasis internet of things (IoT) untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional penyediaan air siap minum di wilayah dekanat SekolahVokasi Universitas Diponegoro.

Air siap minum tidak hanya diperuntukkan bagi dosen dan karyawan tetapi juga bagi tamu dan mahasiswa yang membutuhkan. Sehingga keberadaan smart dispenser tersebut dapat menjadi bentuk layanan kampus tambahan kepada mahasiswa.

    Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai yaitu penyempurnaan secara berkelanjutan pada sisi desain dan teknis dispenser melalui proses evaluasi dari hasil pengujian fungsional dan lapangan serta implementasi tidak hanya di kampus Universitas Diponegoro tetapi juga di wilayah lain yang lebih luas seperti fasilitas publik daerah atau tempat wisata. Pada akhirnya sinergitas antara budaya lokal dan pemanfaatan teknologi hasil penelitian yang tepat sasaran diharapkan dapat terealisasi dengan baik.

 

Sources: https://www.undip.ac.id/post/14004/vokasi-undip-hidupkan-budaya-piyaos-lewat-dispenser-air-publik.html




Find me on LinkedIn Instagram Facebook Twitter Youtube Channel


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tes TOEFL di Service English Unit SEU UNDIP

Demi prepare wisuda yang secepatnya akan saya lalui (InsyaAllah, Amin!) saya mulai mempersiapkan persyaratan yang harus saya penuhi. Salah satunya harus memegang sertifikat TOEFL. Di Universitas Diponegoro atau UNDIP wajib hukumnya! Tentang tes TOEFL Untuk jenjang magister di UNDIP skor minimal 500. Skor ini termasuk biasa saja. Mengingat Undip masuk top 5 PTN di Indonesia. Mengutip dari wikipedia  skor penilaian TOEFL minimum 310 dan maksimum 677 untuk model Paper Based Test. Oh iya, masa berlaku sertifikatnya setahu saya satu (1) s/d dua (2) tahun setelah diterbitkan. Setelah lewat tahun tersebut harus melaksanakan tes ulang. Sertifikat yang diterima saat wisuda HANYA boleh dari SEU Undip . Apa itu SEU Undip? Service English Unit ini suatu lembaga yang berada di Fakultas Ilmu Budaya Undip. Lembaga ini menyediakan fasilitas Tes TOEFL beserta kursusnya. Mahasiswa bisa memilih   tes-nya saja ataupun mengikuti kursusnya terlebih dahulu. Cara Mendaftarkan diri untuk Tes...

Asap Cair Tempurung Kelapa Jadi Inovasi Penutup Luka

Tiga mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengembangkan penutup luka artifisial berbentuk hidrogel dari asap cair dan sawi triwis. Pemilihan hidrogel dipilih sebagai  penutup luka primer karena bersifat transparan, lembut, fleksibel dan tidak mengiritasi luka dengan penggunaan global tertinggi mencapai 43% dibanding penutup luka jenis lainnya. Ketiga mahasiswa Undip tersebut adalah Andi Alif Sutadi Saputra (S1-Kedokteran Gigi FK 2016), Eti Kusuma Ramadhani (S1-Kimia FSM 2015), dan Turmala Dewi (S1-Ilmu Gizi FK 2015) yang bergabung dalam tim PKM Penelitian Eksakta dibawah bimbingan Dosen Kedokteran Gigi FK Undip drg Gunawan Wibisono MSi Med. Penutup luka ini tidak reaktif dengan jaringan kulit yang dapat digunakan untuk luka dengan eksudat sedang-minimal dan luka kering. Basis hidrogel yang digunakan adalah polivinil alcohol, kitosan dan pati. Pemilihan ketiga bahan tersebut karena merupakan polimer yang mampu menghasilkan membran dengan karakteristik terbaik. Kemudia...

Menguak Sosok di Balik Hebohnya Robot Wisudawan UNDIP

  Hadirnya robot mewakili wisudawan dalam prosesi Wisuda ke-159 Universitas Diponegoro (Undip) menjadi perbincangan banyak kalangan. Puluhan media massa memberitakan peristiwa yang berpusat di Gedung Prof Soedarto SH Tembalang Semarang. Ada yang memuji, ada pula yang mempertanyakan rangkaian peristiwa yang terjadi selama empat hari mulai Senin 27 Juli sampai Kamis 30 Juli 2020. Maklumlah, ada 2.561 wisudawan serta keluarganya yang tidak bisa mendapatkan kesempatan hadir secara fisik di acara yang membanggakan itu. Terlepas dari pro dan kontra yang mewarnai setiap peristiwa baru, banyak yang tidak tahu siapa sosok di balik munculnya kreasi robot wisudawan Undip yang foto dan videonya terpampang dimana-mana. Juga tak banyak yang tahu, waktu penyiapan robot wisudawan Undip sangat terbatas. Siapa di balik semua itu? Pada mulanya adalah kegelisahan Rektor Undip, Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum, yang merasa sangat prihatin dengan pandemi COVID-19 sehingga semua kegiatan yang meliba...