Langsung ke konten utama

Mahasiswa Universitas Diponegoro Memanfaatkan Eceng Gondok dan Kotoran Burung Walet Menjadi Pupuk Organik Ramah Lingkungan

Kesuburan tanah yang rendah akibat pemupukan anorganik secara terus menerus dan serangan hama penyakit menjadi penyebab utama dalam penurunan produksi pakcoy di Indonesia. Produksi tanaman sawi termasuk pakcoy di Indonesia dari tahun 2009-2012 terjadi penurunan sebesar 10,75%. Sampai tahun 2015 masih terjadi penurunan produksi sebesar 0,38% (600.188 ton).

Dengan adanya permasalahan tersebut, mendorong tiga mahasiswa dari Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro yang terdiri dari Rissa Tri Ismayanti (S1 Agroekoteknologi), Hana Septiaswin (S1 Agroekoteknologi) dan Bagus Yulianto (S1 Agroekoteknologi) untuk menciptakan TRIWAGO yaitu biofertilizer berbentuk pelet dengan bahan utama kotoran walet, eceng gondok dan agensi hayati Trichoderma dengan dosen pembimbing Dr.Ir.Eny Fuskhah, M. Si.

Bahan bahan yang digunakan untuk pembuatan pupuk masing-masing memiliki kelebihan, seperti kotoran walet mengandung unsur hara jauh lebih tinggi khususnya kandungan Nitrogen (lebih dari 11%) jika dibandingkan dengan pupuk organik yang berbahan kotoran ternak lainya, seperti pupuk kandang sapi, kandang ayam dan pupuk kandang kambing. Eceng gondok (Eichhornia crassipes) merupakan  salah  satu  gulma  air  yang keberadaannya menggangu di perairan yang memilki kandungan unsur hara yang potensial untuk dijadikan bahan pembuatan pupuk organik. Agensi hayati Trichoderma dipilih karena dapat mempercepat proses dekomposisi,dan berfungsi sebagai agen hayati pengendalian patogen tanaman.

Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan, pupuk TRIWAGO memiliki kadar unsur hara yang telah sesuai dengan Standar Kualitas Kompos SNI 19-70302004 dan Standar Kualitas Kompos Permentan No.2/Pert/HK.060/2/2006. dan didapatkan dosis rekomendasi TRIWAGO yang tepat yaitu 150 kg N TRIWAGO/hektar yang menunjukkan hasil yang paling tinggi pada parameter  tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan luas daun tanaman pakcoy.

TRIWAGO dapat direkomendasikan pada masyarakat khususnya petani karena merupakam pupuk ramah lingkungan dengan kandungan unsur hara kompleks dan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SNI dan Permentan, pupuk dalam bentuk pelet yang praktis dan bersifat slow release.



Find Me:




Find me on LinkedIn Instagram Facebook Twitter Youtube Channel


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tes TOEFL di Service English Unit SEU UNDIP

Demi prepare wisuda yang secepatnya akan saya lalui (InsyaAllah, Amin!) saya mulai mempersiapkan persyaratan yang harus saya penuhi. Salah satunya harus memegang sertifikat TOEFL. Di Universitas Diponegoro atau UNDIP wajib hukumnya! Tentang tes TOEFL Untuk jenjang magister di UNDIP skor minimal 500. Skor ini termasuk biasa saja. Mengingat Undip masuk top 5 PTN di Indonesia. Mengutip dari wikipedia  skor penilaian TOEFL minimum 310 dan maksimum 677 untuk model Paper Based Test. Oh iya, masa berlaku sertifikatnya setahu saya satu (1) s/d dua (2) tahun setelah diterbitkan. Setelah lewat tahun tersebut harus melaksanakan tes ulang. Sertifikat yang diterima saat wisuda HANYA boleh dari SEU Undip . Apa itu SEU Undip? Service English Unit ini suatu lembaga yang berada di Fakultas Ilmu Budaya Undip. Lembaga ini menyediakan fasilitas Tes TOEFL beserta kursusnya. Mahasiswa bisa memilih   tes-nya saja ataupun mengikuti kursusnya terlebih dahulu. Cara Mendaftarkan diri untuk Tes...

Asap Cair Tempurung Kelapa Jadi Inovasi Penutup Luka

Tiga mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mengembangkan penutup luka artifisial berbentuk hidrogel dari asap cair dan sawi triwis. Pemilihan hidrogel dipilih sebagai  penutup luka primer karena bersifat transparan, lembut, fleksibel dan tidak mengiritasi luka dengan penggunaan global tertinggi mencapai 43% dibanding penutup luka jenis lainnya. Ketiga mahasiswa Undip tersebut adalah Andi Alif Sutadi Saputra (S1-Kedokteran Gigi FK 2016), Eti Kusuma Ramadhani (S1-Kimia FSM 2015), dan Turmala Dewi (S1-Ilmu Gizi FK 2015) yang bergabung dalam tim PKM Penelitian Eksakta dibawah bimbingan Dosen Kedokteran Gigi FK Undip drg Gunawan Wibisono MSi Med. Penutup luka ini tidak reaktif dengan jaringan kulit yang dapat digunakan untuk luka dengan eksudat sedang-minimal dan luka kering. Basis hidrogel yang digunakan adalah polivinil alcohol, kitosan dan pati. Pemilihan ketiga bahan tersebut karena merupakan polimer yang mampu menghasilkan membran dengan karakteristik terbaik. Kemudia...

27 Profesor UNDIP Masuk 500 Peneliti Terbaik Indonesia

Sebanyak 27 Profesor Universitas Diponegoro masuk dalam daftar 500 Peneliti Terbaik Indonesia. Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/Kelapa BRIN), Bambang PS Brodjonegoro dalam sambutannya pada acara SINTA Series Tahun 2020 melalui aplikasi meeting secara daring dari Gedung B.J. Habibie, Jakarta Pusat pada Kamis (28/05/2020) sore. Pengumuman 500 Peneliti Terbaik ini untuk mengapresiasi peneliti Indonesia yang telah memberikan sumbangsih dalam penerbitan jurnal bereputasi internasional. Adapun para profesor Universitas Diponegoro sebagai Peneliti Terbaik Indonesia antara lain: Prof. Dr. Hadiyanto,ST.,M. Sc. (urutan ke-57) Prof. Dr. Jamari,ST.,MT (urutan ke-62) Wahyu Caesandra,ST.,M.Eng.,Ph.D.(urutan ke-97) Prof.Drs. Imam Ghozali,M.Com.,Ph. D. (urutan ke-108) Prof. Dr. Sugeng Wahyudi,MM (urutan ke-130) Prof. Dr. Ir. Agus Sabdono,M.Sc (urutan ke-135) Prof. Drs. Ocky Karna,M.Sc.,...