Menyenangkan sekali dapat mengikuti program magang WFH (Work From Home) Univeristas Diponegoro. Bagi saya yang ingin memperdalam pengetahuan tentang Search Engine Optimization (SEO), inilah kesempatan terbaik untuk saya.
Adapun
keuntungan yang saya dapatkan mengikuti program magang SEO Undip;
1. Saya dapat belajar tentang trend SEO
2. Saya dapat belajar tentang pengembangan
SEO
3. Saya dapat belajar langsung dari
inovator, bagaimana cara pandang dan kreativitas mereka dalam menemukan jalan
keluar dari setiap permasalahan yang dihadapi khususnya dalam internet
branding.
Tentunya masih banyak lagi manfaat mengikuti program tersebut ditengah pandemi yang sedang berlangsung ini.
Berbagai
cara dilakukan Indonesia untuk melawan pandemi Covid-19. Edukasi dan ajakan
untuk stay at home, work from home, social distancing, physical distancing,
penerapan PSBB, hingga lockdown lokal oleh masyarakat mewarnai kehidupan negara
selama pandemi. Keadaan ini dilalui dengan masih banyaknya masalah yang
menghambat penurunan laju infeksi Covid-19 di Tanah Air. Data yang kurang
mencerminkan kondisi lapangan, tenaga medis yang kekurangan alat pelindung diri
(APD), bantuan sosial yang berbelit-belit dan tidak tepat sasaran, serta masih
banyak lagi isu-isu yang tampaknya dijadikan kesempatan untuk melanggengkan
suatu kepentingan.
Tidak
bisa dipungkiri bahwa selama dua bulan lebih usaha jaga jarak (physical
distancing) ini berdampak pada keuangan negara. Kondisi ekonomi yang terpuruk
membuat pemerintah memutar otak, merumuskan kebijakan yang sekiranya ideal bagi
pemulihan ekonomi dan penekanan laju penularan. Hingga akhirnya beredar suatu
statement dari Presiden bahwa kita harus hidup berdampingan, berdamai dengan
Covid-19. Bahkan WHO juga sempat men-declare bahwa virus ini kemungkinan tidak
bisa benar-benar hilang dari dunia.
Pemerintah
Indonesia berupaya untuk secara bertahap membuka kembali toko, UMKM, kantor,
sekolah, dan lain sebagainya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Hal
inilah yang kemudian dikenal dengan new normal. Bagi mahasiswa, penerapan new
normal bisa jadi angin segar atau sebaliknya harapan yang menakutkan.
Angin
segar, berarti mahasiswa yang selama ini tidak nyaman dengan perkuliahan online
dapat kembali merasakan kehidupan kampus seperti biasa walau harus mematuhi
protokol kesehatan. Sedangkan new normal bisa menjadi harapan yang menakutkan
sebab keinginan mereka untuk kembali ke kampus tidak didukung dengan kondisi di
lapangan. Faktanya, kondisi di lapangan membuat mereka takut akan keselamatan
diri sendiri karena data masih menunjukkan jumlah kasus positif yang terus
meningkat.
Sehingga
dengan dibukanya kembali sekolah ataupun kampus berisiko meningkatkan penularan
secara drastis, artinya kondisi ini belum aman bagi siswa maupun mahasiswa.
Banyak terjadi penambahan kasus baru di beberapa negara setelah mereka
memberlakukan new normal, salah satunya dengan membuka kembali sekolah seperti
di Korea Selatan dan Swedia.
Berdasarkan
hasil survei yang saya lakukan pada 28 Mei 2020, dari 53 mahasiswa yang mengisi
kuesioner dapat diketahui bahwa mereka memiliki pemahaman yang baik tentang new
normal. Terkait kesiapan mahasiswa dalam menghadapinya, didapatkan 49% mengaku
bimbang atas diberlakukannya new normal. Sedangkan, 32,1% siap dan sisanya
18,9% tidak siap dengan new normal.
Kebimbangan
yang dihadapi mahasiswa tersebut karena minimnya kajian atau riset tentang
dampak new normal jika diterapkan di Indonesia. Selain itu, kurangnya sosialisasi
dari pemerintah atas kebijakan yang ditetapkan membuat masyarakat bingung,
sehingga pelaksanaannya menjadi tidak sesuai.
Mereka
yang siap dengan new normal sadar betapa pentingnya roda ekonomi untuk terus
bergerak. Melakukan pemulihan ekonomi menjadi jalan yang dipilih pemerintah
supaya meminimalisasi utang negara dan risiko lainnya. Selain itu, rasa bosan
dan tekanan psikologis saat di rumah saja membuat mereka bersiap dalam
menghadapi new normal. Hal ini diperkuat dengan publikasi thelancet.com yang
berjudul Mental health effects of school closures during COVID-19 oleh Joycee
Lee (2020).
Dalam
publikasi tersebut dituliskan bahwa sekolah merupakan rutinitas yang penting
bagi kaum muda untuk mengurangi masalah kesehatan mental. Ketika sekolah ditutup
atau diganti dengan online, maka kaum muda yang bersekolah ini kehilangan
kebahagiaan dalam hidup yang mereka lalui. "Pergi ke sekolah merupakan
perjuangan bagi anak-anak yang memiliki kerapuhan mental, sehingga dengan
bersekolah mereka memiliki rutinitas yang perlu diikuti.
Dengan
sekolah yang ditutup, sebagian dari kaum muda ini mengurung diri dalam rumah selama
berminggu-minggu, menolak untuk berinteraksi dengan teman. Hal ini memperjelas
bahwa sekolah dari rumah bisa memperburuk kesehatan mental.
Sedangkan
para mahasiswa yang tidak siap dengan new normal melihat bahwa peningkatan
kasus di Indonesia yang masih terjadi berpotensi menyebabkan ledakan kasus yang
lebih parah lagi. Fasilitas kesehatan yang kurang memadai dan kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan orang lain juga menjadi alasan
mengapa sebaiknya kebijakan yang diambil untuk pembelajaran adalah dengan tatap
muka secara daring. Tidak hanya itu, mereka juga beranggapan bahwa new normal
bisa saja mengarah pada herd immunity.
Banyak
dari mereka yang memilih metode perkuliahan dengan memperpanjang waktu daring.
Tetapi banyak juga yang mengusulkan untuk membuat shift, mengurangi jumlah
mahasiswa dalam satu kelas, mengatur tempat duduk, serta protokol kesehatan
lainnya yang bisa disesuaikan dengan Keputusan Menteri Kesehatan nomor
HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.
Selain
itu ada juga yang menyarankan untuk sebagian online sebagian lagi offline.
Beberapa hal tersebut bisa menjadi alternatif pilihan bagi kampus yang perlu
dikaji lebih komprehensif lagi supaya dalam penerapannya bisa meminimalkan
risiko. Keraguan-keraguan yang ada di masyarakat khususnya mahasiswa terhadap
penerapan new normal ini bukanlah rasa pesimis.
Pemerintah
harus fokus dan bersungguh-sungguh atas kebijakan yang dibuat dan didasarkan
pula dengan justifikasi ilmiah atau hasil penelitian dari negeri sendiri. Lelah
rasanya jika negara berdaulat ini hanya mensitasi dari negara lain yang
kondisinya tidak sama persis dengan Tanah Air. Maka memperbanyak riset dan
mengedukasi masyarakat menjadi penting untuk terus dilakukan dan digencarkan.
Komentar
Posting Komentar